SERAYUNEWS– Sejumlah kaum milenial daro berbagai wilayah mengikuti pelatihan petani muda sosioagropreneur dan optimalisasi digital marketing di Kampung Gagot Desa Kutawuluh, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara, Sabtu (11/5/2024).
Kegiatan yang diprakarsai oleh pemerintah Provinsi Jateng bersama yayasan kanca tani Indonesia ini sengaja menggaet kaum muda milenial. Tujuannya agar mereka mau terjun dan menjadikan profesi tani modern sebagai satu peluang bisnis.
Ketua Yayasan Kanca Tani, Novi Dharmayanti mengatakan, pelatihan diikuti oleh 50 peserta dari berbagai wilayah. Bahkan penyelenggara sengaja menghadirkan langsung Rambat Kristanto selaku pakar digital marketing untuk membagikan ilmunya pada pada calon tani muda milenial.
“Kali ini tema kita adalah ‘Menguatkan Petani Kuatkan Indonesia Maju’. Artinya, dari sini kita berharap para generasi muda ini mampu mengelola dan memanfaatkan berbagai media dalam memasarkan produk. Sebab dalam pelatihan ini peserta juga diajarkan tentang teknik digital marketing dan praktik pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk memperkokoh usaha rintisannya. Meski pelatihannya bertema smart farm, tapi ilmu digital marketingnya bisa diterapkan pada bidang usaha apapun,” katanya.
Pemilihan peserta dari kaum muda ini merupakan bagian dan upaya optimalisasi SDM muda yang ada. Semangat muda juga menjadi satu alasan agar mereka mau berubah demi menjadi lebih baik.
“Anak muda harus punya kepedulian, masa muda memiliki segalanya. Mulai dari waktu, tenaga, kesempatan, dan lainnya, maka ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk dapat mengakses berbagai ilmu demi mengakselerasikan dalam kehidupan,” ujarnya.
Sementara itu, Owner Kampung Gagot Banjarnegara, Amrulloh mengatakan, dalam menekuni dunia usaha hendaknya harus bersungguh-sungguh. Petani modern merupakan satu profesi yang sangat menjanjikan, terlebih saat ini banyak media yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan satu usaha.
Dia mengatakan, menjadi sosok sosioagropreneur tidak hanya berorentasi pada uang, tapi juga pada kepedulian terhadap lingkungan. “Kalau ingin sukses, jangan banyak gimmick dan teori bayangan. Tapi harus bertindak dan berani mengambil peluang. Di sini yang lebih penting, bukan cuma uang atau penghasilan yang jadi tujuan. Saya tekankan agar anak muda punya kepedulian tinggi dalam menjalani kehidupan yang berkelanjutan,” katanya.
Dalam penyampaian materinya, Rambat Kristanto mengemukakan tentang trend dunia usaha saat ini sekitar 69 persen tidak merekrut karyawan baru. Apalagi kehadiran teknologi artificial intelligence (AI) menjadi ancaman bagi tenaga kerja. Jadi anak muda, harus siap menjadi pengusaha, jangan tergantung jadi pegawai atau karyawan.
Bahkan dalam industri top seperti perbankan, perhotelan, farmasi, tidak meng-hire karyawan baru, karena takut terjadi PHK massal karena situasi ekonomi yang kurang baik. Sekitar tujuh puluh persen lebih suka freelance, tenaga kontrak atau lepasan (outsourcing). Maka, butuh tiga faktor penting yakni pengalaman, keterampilan, dan reputasi.
Mengenai kemajuan AI yang menjadi ancaman tenaga kerja, dia mengajak para peserta untuk bisa memanfaatkan AI dengan memahami situasi dan ilmu-ilmu massa depan. AI bisa menjadi guru fisika, guru agama, matematika, hingga kuliner dan ketrampilan lainnya.
“AI itu pintar tapi juga bodoh jika tidak tahu memanfaatkannya. Yang dibutuhkan adalah bagaimana caranya menguasai teknologi itu agar bisa selaras dan bisa melipatgandakan kinerjamu,” katanya.